– Meluasnya penggunaan bata ringan untuk beragam sektor konstruksi dan properti membuat permintaan terhadap materai bangunan ini terus meningkat. Tren kenaikan permintaan tersebut juga dirasakan Bricon, salah satu pemain utama bata ringan. "Permintaan bata ringan Bricon di berbagai daerah melebihi kapasitas pabrik. Untuk mengatasi hal tersebut kami menambahkan infrastruktur produksi dengan membangun pabrik baru, penambahan SDM, alat produksi hingga mengamankan cadangan suplai bahan baku," ungkap Direktur CV Building Material Construction, Djunaedy Widjaja, produsen bata ringan Bricon.
Bricon memproduksi bata ringan melalui pabriknya di Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur. Produk bata ringan Bricon mulai masuk ke pasar di 2013 dan kini bata ringan produksinya menguasai pasar di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan. Berdasarkan data, kapasitas produksi pabrik Bricon di 2019 saja mencapai 2.000 kubik m2 per hari dengan tren penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Produk bata ringa Bricon banyak terserap di sektor perumahan, apartemen, serta untuk memenuhi kebutuhan proyek proyek properti berskala besar dan kebutuhan di segmen masyarakat umum. Bricon juga merintis perluasan pasar di luar negeri dengan menjajaki peluang pasar ekspor ke beberapa negara di Asia. Pasar yang sedang digarap adalah Korea dan Filipina. Djunaedy menegaskan, perkembangan bisnis Bricon yang terus meningkat, membuat brand ini juga makin percaya diri bisa bersaing dan menembus pasar global.
Djunaedy menyebutkan, persaingan ketat di bisnis bata ringan dalam negeri tidak membuat Bricon gentar, termasuk kompetitor di luar negeri, karena pihaknya mengutamakan konsistensi pada kualitas produk yang dipasarkan. "Sejauh ini sudah terbentuk persepsi di masyarakat tentang produk kami bahwa Bricon kualitas produknya di atas rata rata," kata Djunaedy. Hal ini dibuktikan dari hasil uji mutu produk yang dilakukan oleh sejumlah instansi. Dia mengatakan, pihaknya menerapkan proses pengawasan yang ketat pada setiap fase produksi termasuk penyiapan bahan bakunya.
Hasilnya, bata ringan produksinya lebih unggul, dapat menjaga kestabilan suhu ruangan, tahan terhadap panas, api dan efek gempa, serta memiliki daya serap air yang rendah, selain juga kedap suara, bebas hama dan ramah lingkungan. “Produk sekuat beton namun relatif ringan dan presisi ini membuat pengerjaan pemasangan dinding menjadi lebih rapi dan cepat,” ujar Djunaedy. Untuk memaksimalkan penjualan pihaknya juga melakukan penyesuaian dari segi pemasaran dengan strategi yang adaptif terhadap kondisi pandemi saat ini.
Diantaranya melalui optimasi pemasaran digital melalui website dan media sosial. Pihaknya juga menambah jumlah agent dan distributor yang lebih tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Berbagai pencapaian strategi pemasaran yang dijalankan membuat produk bata ringan ini menyabet beragam penghargaan seperti Top Brand Award sejak 2015 sampai 2021 berturut turut serta Property Product Satisfaction Award 2018 dan 2019 dan 500 Brand Champions sejak 2019 sampai dengan 2021.